Pada tahap ini, Mahasiswa meninjau ulang keseluruhan materi dari ‘Mulai dari Diri’ hingga ‘Elaborasi Pemahaman’ untuk membuat ‘Koneksi Antar Materi’ sebagai kesimpulan penguasaan materi ‘Perjalanan Pendidikan Nasional’ dengan uraian tugas sebagai berikut:

    1. Tinjau kembali tugas individu dan kelompok yang telah dikembangkan pada fase Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual. 
    2. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang materi Perjalanan Pendidikan Nasional. 
    3. Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda.

      jawaban:
      Keputusan saya untuk menjadi seorang guru bimbingan dan konseling didasari oleh keinginan kuat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki dengan siswa-siswa. Saya percaya bahwa memberikan bantuan dalam hal bimbingan dan konseling adalah langkah yang penting dalam membantu siswa-siswa menghadapi tantangan hidup dan mengembangkan potensi mereka. 

      Sebelum era kemerdekaan Indonesia, pendidikan diatur oleh pemerintah kolonial Belanda, terbatas hanya untuk elit yang dipilih oleh mereka. Ki Hadjar Dewantara, namun, menjadi sosok sentral yang mengubah pandangan tentang pendidikan. Dia menegaskan bahwa hak mendapat pendidikan haruslah universal, bukan hanya untuk segelintir orang berstatus sosial tinggi. Pada tahun 1922, dia mendirikan Taman Siswa, institusi pendidikan pertama yang menawarkan akses lebih merata, dengan kurikulum yang terkait erat dengan kehidupan sehari-hari. Taman Siswa menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan pendidikan, memberikan akses kepada yang sebelumnya dikecualikan.

      Setelah kemerdekaan, filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara tetap menjadi dasar penting dalam mereformasi sistem pendidikan yang masih terpengaruh oleh warisan kolonial. Inklusi, akses yang sama, dan nilai-nilai lokal tetap menjadi fokus utama dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Dia berjuang untuk pendidikan yang menghargai budaya lokal dan memberi kesempatan yang sama kepada semua orang

      Penting bagi mahasiswa untuk memahami kontribusi Ki Hadjar Dewantara dalam transformasi pendidikan Indonesia. Pengetahuan mereka tentang dampak transformasi ini, didukung oleh analisis kritis yang mengutip referensi yang kuat dan data yang dapat dipercaya, akan menjadi penilaian penting dalam studi mereka. Untuk menilai peran Ki Hadjar Dewantara, diperlukan penelitian mendalam yang menunjukkan bukti nyata akan signifikansinya. Dengan menghubungkan teori, konsep, dan dampak riil yang terlihat dalam transformasi pendidikan Indonesia, kita dapat membentuk argumen kuat yang menunjukkan nilai Ki Hadjar Dewantara dalam sejarah pendidikan Indonesia.

      Ki Hadjar Dewantara bukan hanya memulai pendidikan inklusif bagi semua, tetapi juga membuka jalan untuk pandangan bahwa pendidikan adalah hak semua orang dan kunci kemajuan bangsa. Visi dan kontribusinya tetap relevan hingga sekarang, menjadi dasar bagi pembangunan sistem pendidikan yang lebih merata dan inklusif di Indonesia.

      Setelah mengeksplorasi topik 1 dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan, saya meraih banyak pengetahuan baru yang menghasilkan beberapa perubahan yang saya rasakan:

      1. Memahami sejarah Sistem Pendidikan Nasional dari masa sebelum kemerdekaan hingga saat ini.
      2. Mengenal berbagai gagasan yang diperkenalkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Filosofi Pendidikan, yang kemudian diterapkan dalam pendidikan masa kini.
      3. Mengerti konsep yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara—Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani—yang menyatakan bahwa peran guru tak sekadar memberi pelajaran, melainkan juga menjadi teladan, membangun cita-cita, dan memberi dukungan pada peserta didik.
      4. Merencanakan menerapkan prinsip kemerdekaan belajar saat saya menjadi guru, dengan memberikan kebebasan kepada setiap murid untuk mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya.
      5. Mengakui peran penting saya sebagai guru dalam membentuk karakter peserta didik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini